Belajar dari Pemolisian yang Baik: Menangani Konflik Anti-Ahmadiyah di Manis Lor (Jawa Barat) dan Cikeusik (Banten)
Ada dua pertanyaan pokok yang hendak dijawab dalam artikel ini. Pertama, mengapa pemolisian insiden konflik anti-JAI tidak efektif pada kasus tertentu (Cikeusik, Banten) dan efektif pada kasus lainnya (Manis Lor, Kuningan)? Kedua, apa yang menjelaskan variasi dalam keberhasilan dan kegagalan pemolisian insiden konflik anti-JAI tersebut? Efektivitas di sini dilihat dari sejauh mana Polri berhasil meredam konflik yang ada sehingga berlangsung secara damai atau ditandai dengan kekerasan, bahkan jatuhnya korban jiwa.